Monday, August 8, 2011

USIA BUKAN MASALAH BAGI TUHAN DALAM PELAYANAN


Yosua 14:6 -15
…jadi sekarang, telah berumur delapan puluh lima tahun aku hari ini;…
Seperti kekuatanku pada waktu itu demikianlah kekuatanku sekarang untuk berperang dan untuk keluar masuk. Yosua 14:10-11


Bayangkan diri anda sebagai seorang jenderal, yang memiliki hak untuk memutuskan orang yang akan anda kirim untuk melakukan sebuah misi. Misi ini tidak main-main. Misinya adalah merebut sebuah negeri, yang didiami oleh bangsa-bangsa yang secara fisik lebih besar dari bangsa anda. Nah, anda memiliki kedua orang yang dapat anda pilih. Keduanya sebenarnya memiliki kualitas yang sama bagusnya sebagai pemimpin, namun yang membedakan adalah usianya. Yang satu sudah berusia 85 tahun sedang yang satu jauh lebih muda, berusia 48 tahun. Mana yang anda pilih dari kedua orang itu? Tentunya jika kualitasnya sama, anda akan memilih yang usianya 48 tahun, karena logikanya yang lebih muda tentu secara fisik dan tak mudah sakit-sakitan.

Yosua justru melakukan yang sebaliknya. Ia memilih orang yang berusia 85 tahun? Mengapa Yosua melakukan itu? Tentu karena orang itu adalah Kaleb. Alkitab tidak mengatakan bahwa Kaleb adalah seseorang pejuang yang besar. Namun Alkitab jelas menunjukkan bahwa Keleb memiliki iman dan hasrat yang besar, kualitas yang harus dimiliki oleh seseorang pemimpin pada masa itu maupun masa kini.
Berkali- kali bacaan Alkitab diatas menyatakan bahwa Kaleb adalah orang yang setia mengikuti Tuhan .

Kaleb mengajarkan kepada kita bahwa kepemimpinan tidak ada hubungan dengan usia. Kepemimpinan itu berkaitan dengan sikap. Kepemimpinan bukanlah masalah posisi, namun masalah watak dan pengaruh. Dalam dunia militer mungkin ada batas usia tertentu seseorang dapat terus efektif menjadi prajurit dan melakukan apa yang menjadi tugasnya, namun dalam dunia pelayanan, rasanya tidak ada batas usia. Kita adalah prajurit Allah dan terus melayani selama kita masih terus  melayani. Mungkin sekarang ini anda sudah tua ,namun demikian Anda tetap adalah seorang prajurit Allah. Menjadi tua bukan berarti Anda menjadi tidak efektif. Dengan kuasa Tuhan dan kepercayaan, seperti yang Kaleb tunjukkan, Anda akan dapat mengatasi segala rintangan yang muncul dalam pelayanan.

Saturday, August 6, 2011

Pengorbanan itu Indah

Musim hujan sudah berlangsung selama dua bulan sehingga di mana-mana pepohonan tampak menjadi hijau. Seekor ulat menyeruak di antara daun-daun hijau yang bergoyang-goyang diterpa angin.
"Apa kabar daun hijau!!!" katanya. Tersentak daun hijau menoleh ke arah suara yang datang.
"Oo, kamu ulat. Badanmu kelihatan kecil dan kurus, mengapa?" tanya daun hijau.
"Aku hampir tidak mendapatkan dedaunan untuk makananku. Bisakah engkau membantuku sobat?" kata ulat kecil.
"Tentu ... tentu ... mendekatlah ke mari."
Daun hijau berpikir, jika aku memberikan sedikit dari tubuhku ini untuk makanan si ulat, aku akan tetap hijau, hanya saja aku akan kelihatan belobang-lobang, tapi tak apalah
Perlahan-lahan ulat menggerakkan tubuhnya menuju daun hijau. Setelah makan dengan kenyang, ulat berterima kasih kepada daun hijau yang telah merelakan bagian tubuhnya menjadi makanan si ulat. Ketika ulat mengucapkan terima kasih kepada sahabat yang penuh kasih dan pengorbanan itu, ada rasa puas di dalam diri daun hijau. Sekalipun tubuhnya kini berlobang di sana sini, namun ia bahagia bisa melakukan bagi ulat kecil yang lapar.
Tidak lama berselang ketika musim panas datang, daun hijau menjadi kering dan berubah warna. Akhirnya ia jatuh ke tanah, disapu orang dan dibakar.
Apa yang terlalu berarti di dalam hidup kita sehingga kita enggan berkorban sedikit saja bagi sesama? Toh akhirnya semua yang ada akan binasa. Daun hijau yang baik mewakili orang-orang yang masih mempunyai "hati" bagi sesamanya.
Yang tidak menutup mata ketika melihat sesamanya dalam kesulitan. Yang tidak membelakangi dan seolah-olah tidak mendengar ketika sesamanya berteriak minta tolong.
Ia rela melakukan sesuatu untuk kepentingan orang lain dan sejenak mengabaikan kepentingan diri sendiri. Merelakan kesenangan dan kepentingan diri sendiri bagi sesama memang tidak mudah, tetapi indah..
Ketika berkorban, diri kita sendiri menjadi seperti daun yang berlobang, namun itu sebenarnya tidak mempengaruhi hidup kita. Kita akan tetap hijau, Allah akan tetap memberkati dan memelihara kita.
Bagi "daun hijau", berkorban merupakan satu hal yang mengesankan dan terasa indah serta memuaskan. Dia bahagia melihat sesamanya bisa tersenyum karena pengorbanan yang ia lakukan. Ia juga melakukannya karena menyadari bahwa ia tidak akan selamanya tinggal sebagai daun hijau. Suatu hari ia akan kering dan jatuh.
Demikianlah hidup kita, hidup ini hanya sementara kemudian kita akan mati. Itu sebabnya isilah hidup ini dengan perbuatan-perbuatan baik: kasih, pengorbanan, pengertian, kesetiaan, kesabaran dan kerendahan hati.
Jadikanlah berkorban itu sebagai sesuatu yang menyenangkan dan membawa sukacita tersendiri bagi anda. Dalam banyak hal kita bisa berkorban.
Mendahulukan kepentingan sesama, melakukan sesuatu bagi mereka, memberikan apa yang kita punyai dan masih banyak lagi pengorbanan yang bisa dilakukan. Jangan lupa bahwa kita pernah menerima pengorbanan yang tiada taranya dari Yesus hingga kita bisa diselamatkan seperti sekarang ini.

pengarang : Wolny bin Jimin
      
 

Tuhan memberkati saudara semua...




Wednesday, August 3, 2011

kekayaan di dunia tak dapat dibandingkan dengan kekayaan di Sorga

Ada seorang pelit meninggal. Entah bagaimana dia sampai di pintu surga. Di sana Petrus berdiri menyambut dia, "Selamat datang di surga, adakah sesuatu yang ingin kamu katakan sebelum masuk ke surga?"
"Em, bolehkah aku membawa 50 kg emasku bersamaku?" tanya si pelit. Tentu saja Petrus menolak dengan tegas, tetapi si pelit terus memaksa sehingga terjadi antrian panjang di pintu surga. Tiba-tiba radio komunikasi Petrus berbunyi, lalu dia melakukan sedikit pembicaraan.
"Oke, Tuhan bermurah hati," kata Petrus, "kamu boleh membawa emasmu. Tetapi Dia hanya mengizinkan kamu membawa 10 kg saja. Bagaimana?" Si pelit berpikir sejenak lalu berkata, "Baiklah, daripada tidak sama sekali," jawabnya dengan wajah lesu "Baiklah, silakan masuk ke surga" kata Petrus.
Lalu mulailah si pelit berjalan-jalan menikmati keindahan surga. Tetapi satu hal mengganggu hatinya. Ke mana pun dia pergi, dia melihat jalan yang dilalui terbuat dari emas. Tiba-tiba dia merasa bodoh dan ingin membuang emas yang selalu digendongnya ke mana-mana. Dia melihat ke kiri dan kanan lalu berniat meninggalkan emasnya di suatu pojok yang agak tersembunyi. Saat dia akan meletakkan emasnya, tiba-tiba ada sebuah suara yang bergemuruh di langit "TOLONG JANGAN BUANG SAMPAH SEMBARANGAN!"

LEMBAH ESKOL Bil 13:17-24

Banyak orang yang menjadi stres oleh karena masalah yang mereka hadapi. Bahkan, orang percaya pun banyak yang menjadi galau, karena situasi ...