Salah
satu hal yang paling sulit dimengerti dalam iman kekristenan adalah
mengenai istilah Tritunggal Maha Kudus. Tritunggal sebenarnya adalah
istilah untuk menyebutkan “Allah itu satu tetapi mempunyai tiga
Pribadi”. Kenapa istilah Tritunggal ini menjadi sangat sulit dipahami
oleh manusia? Karena manusia tidak bisa dengan sempurna memahami Allah
yang begitu besar dan begitu sempurna. Namun itu tidak berarti kita
tidak bisa memahaminya sama sekali. Oleh karena itu pada kesempatan kali
ini saya akan mencoba secara singkat (diulang, secara singkat)
menerangkan apa itu Allah Tritunggal.
Allah itu esa
Pertama
yang harus diketahui adalah bahwa Allah itu esa (Ul 6:4, Mal 2:15, Mrk
12:29, Yoh 5:44, 1 Kor 8:4, 1 Tim 1:17, 1 Tim 2:5).
Ulangan 6:4, Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!
Maleakhi 2:15, Bukankah Allah yang Esa menjadikan mereka daging dan roh? Dan apakah yang dikehendaki kesatuan itu? Keturunan ilahi! Jadi jagalah dirimu! Dan janganlah orang tidak setia terhadap isteri dari masa mudanya.
Markus 12:29, Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.
Yohanes 5:44, Bagaimanakah kamu dapat percaya, kamu yang menerima hormat seorang dari yang lain dan yang tidak mencari hormat yang datang dari Allah yang Esa?
1 Korintus 8:4, Tentang hal makan daging persembahan berhala kita tahu: "tidak ada berhala di dunia dan tidak ada Allah lain dari pada Allah yang esa."
1 Timotius 1:17, Hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya bagi Raja segala zaman, Allah yang kekal, yang tak nampak, yang esa! Amin.
1 Timotius 2:5, Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus,
Ayat
- ayat tadi baru beberapa ayat yang memberi tahu Allah itu satu secara
tersurat, belum lagi yang mengungkapkan secara tersirat, akan tidak
terhitung berapa jumlahnya. Begitu banyak ayat yang berkata bahwa Allah
itu esa (satu) dan memang Allah itu satu dan tidak diragukan lagi kalau
Allah itu satu. Namun jika dilihat dari bahasa aslinya, bahasa Ibrani,
kata Allah menggunakan kata Elohim (jamak), bagaimana mungkin Allah yang
satu menggunakan kata jamak ini? Jawabannya dapat ditemukan di awal
artikel ini, karena Allah mempunyai tiga pribadi, yaitu Bapa, Yesus
Kristus (Anak), dan Roh Kudus. Tidak, Bapa, Yesus, dan Roh Kudus bukan
tiga, semuanya adalah satu kesatuan Allah. Ketiganya adalah kekal, tidak
ada yang menciptakan, sudah ada sejak semula, bahkan sebelum semuanya
jadi.
Bapa adalah Allah, Yesus Kristus adalah Allah, Roh Kudus adalah Allah
1 Kor 8:6, namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup.
Secara
singkat, Bapa adalah sumber dari segala sumber dan kepada Bapa saja kita
hidup. Hanya oleh Tuhan Yesus Kristus saja segala sesuatu jadi dan
hanya melalui Yesus Kristus sajalah kita dapat menuju Bapa. Yesus
Kristus adalah Firman yang hidup. Pada saat penciptaan, Allah Bapa
berfirman dan segala sesuatunya jadi. Yesuslah Firman yang telah menjadi
manusia.
Yohanes 1:1, Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Yohanes 1:14, Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
Yesus
adalah Anak Allah yang hidup. Penjelasan mengapa Yesus Kristus disebut
sebagai Allah secara rinci akan dijelaskan pada artikel berikutnya.
Yesus juga menegaskan bahwa Dia dan Bapa adalah satu.
Yohanes 10:30, Aku dan Bapa adalah satu.
Jelas
Yesus mengatakan bahwa diri-Nya dan Allah bapa adalah satu kesatuan
yang utuh, tidak dapat dipisahkan. Roh Kudus juga adalah Allah, Roh
Kudus mempunyai sifat – sifat yang sama dengan sifat yang dimiliki oleh
Allah. Roh Kudus bukanlah seperti kuasa mistis, Roh Kudus juga merupakan
satu pribadi Allah. Kisah Para Rasul 5:3-4 mengatakan bahwa saat kita
mendustai Roh Kudus, itu sama saja kita mendustai Allah. Penjelasan
mengenai Roh Kudus ini juga tidak akan dibahas secara rinci di sini.
Kenapa bisa disebut satu?
Mungkin
inilah bagian terpenting dari apa yang sedang kita bahas, bagaimana
mungkin tiga pribadi, Bapa, Anak, dan Roh Kudus bisa disebut satu?
Manusia sering kali menggambarkannya dengan beberapa perumpamaan.
Perumpamaan yang paling sering kita dengar adalah bagaimana seseorang
pada di saat di rumah adalah anak, pada saat di sekolah adalah murid,
pada saat di lingkungan adalah teman, walaupun terlihat tiga, tetapi
seseorang ini sebenarnya adalah satu. Pada dasarnya anak itu adalah
satu, hanya mempunyai tiga fungsi. Bapa, Anak, dan Roh Kudus selain
memiliki fungsi yang berbeda, juga merupakan pribadi yang berbeda, jadi
menurut saya perumpamaan tadi kurang pas untuk menjelaskan Allah
Tritunggal. Perumpamaan lain adalah bagaimana manusia terdiri dari
tubuh, jiwa, dan roh, namun tetap satu. Perumpamaan ini juga kurang pas
menurut saya karena tubuh, jiwa, dan roh merupakan bagian dari manusia,
jika hanya tubuh saja atau jiwa saja atau roh saja, maka bukanlah
manusia itu sendiri. Lalu perumpamaan apa yang cocok untuk menggambarkan
ini semua? Sampai saat ini pun saya belum bisa menemukan perumpamaan
apa yang cocok dengan sifat Allah ini, tetapi bukan tidak mungkin kita
mengetahui bagaimana kesatuan Allah dapat terjadi.
Yohanes 17:22, Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu:
Ini
merupakan kutipan dari doa Yesus untuk murid – murid-Nya (termasuk kita
yang percaya pada Yesus). Yesus mengatakan bahwa Yesus memberikan
kemuliaan kepada kita, kemuliaan yang diberikan Bapa kepada Yesus,
kemuliaan ini membuat kita menjadi satu, menjadi satu di sini seperti
Bapa dan Yesus adalah satu. Jadi apa kemuliaan yang diberikan itu?
Kemuliaan itu adalah kemampuan untuk menjadi satu, sama seperti Bapa dan
Yesus adalah satu. Jadi Bapa dan Yesus adalah satu karena mempunyai
kemuliaan ini. Kemuliaan itu apa sih sebenarnya?
Yohanes 17:23, Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku.
Ya,
jawabannya ada di ayat ini, apa yang Bapa berikan kepada Yesus, dan
Yesus berikan kepada kita adalah kasih. Kemuliaan tersebut ternyata
adalah Kasih dari Bapa. Kasih dari Bapa ini lah yang mempersatukan.
Tentu ini bukanlah kasih sembarangan, kasih yang dimaksudkan adalah
kasih agape, kasih tanpa syarat yang mau berkorban, kasih yang sempurna
yang hanya dimiliki oleh Allah. Jadi jawaban dapat disimpulkan bahwa
Bapa, Anak, dan Roh Kudus adalah kasih itu sendiri, kasih agape lah yang
mempersatukan Bapa, Anak, dan Roh Kudus, mereka bukanlah tiga, tapi
satu kesatuan yang tidak dapat dilepas. Dalam 1 Yohanes 4:7-21 merupakan
satu perikop yang menjelaskan bahwa “Allah adalah kasih”.
1 Yohanes 4:8, Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.
1 Yohanes 4:10, Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.
Kasih itu berasal dari
Allah dan sudah ada pada mulanya karena Allah adalah kasih. Bapa, Anak,
dan Roh Kudus adalah satu dalam satu kesatuan kasih yang tidak dapat
dipisahkan.
Melihat dari penjelasan di atas, sebenarnya jika
kasih Allah benar – benar ada di dalam kita, kita juga bisa bersatu dan
tidak terpecah, namun ternyata selama kita ada di dunia, godaan dunia
membuat kita tidak dapat melakukan kasih yang sempurna yang dari Bapa
itu, kasih yang mempersatukan. Oleh karena itu, marilah kita belajar
untuk saling mengasihi seperti Allah mengasihi agar kita dapat menjadi
satu di dalam Kristus.
Penjelasan saya di atas mungkin saja
salah, karena saya bukan Allah dan tidak pernah menjadi Allah. Dengan
otak kita yang sedemikian terbatas, kita tidak mungkin dapat memahami
Allah yang begitu besar. Allah juga tidak dapat dianalogikan dengan
apapun yang ada di dunia ini karena Allah bukan berasal dari dunia,
Allah sudah ada sejak semula sebelum semuanya ada. Walaupun tidak dapat
dijelaskan secara tepat, kita tidak perlu malu dengan konsep Tritunggal
ini, karena memang Allah adalah maha segalanya, dan sekali lagi tidak
mungkin manusia yang terbatas dapat secara tepat memahami Allah
Tritunggal