Wednesday, November 29, 2023

LEMBAH ESKOL Bil 13:17-24

Banyak orang yang menjadi stres oleh karena masalah yang mereka hadapi.

Bahkan, orang percaya pun banyak yang menjadi galau, karena situasi saat ini. 

Sayangnya, mereka menunjukkan sikap seperti orang yang belum percaya, yaitu tidak punya pengharapan.

Padahal, Tuhan berjanji untuk memelihara hidup orang percaya.

Dalam kehidupan bangsa Israel, kita melihat contoh tentang janji Tuhan. 

Ketika Tuhan menyuruh bangsa Israel keluar dari Mesir menuju Tanah Kanaan, maka Dia menjanjikan kepada bangsa Israel negeri yang penuh susu dan madunya. 

Untuk meyakinkan mereka, maka Tuhan melalui Musa menyuruh mereka mengintai Tanah Kanaan. 

Ada dua belas pengintai, masing² orang mewakili sukunya. 

Kisah yang akan kita pelajari saat ini merupakan bagian dari kisah pengintaian tersebut. Para pengintai sampai di suatu tempat, yakni Lembah Eskol. 

Apa yang dijanjikan Tuhan sebagian bisa dilihat di sana. 

Perhatikan yang dikatakan di dalam Bil 13:23, "Ketika mereka sampai ke lembah Eskol, dipotong merekalah di sana suatu cabang dengan setandan buah anggurnya, lalu berdualah mereka menggandarnya, juga mereka membawa beberapa buah delima dan buah ara." 

Di Lembah Eskol tumbuh subur pohon anggur, delima, dan ara. 

Ketiga jenis pohon itu menghasilkan buah yang sangat bergizi dan berguna bagi tubuh. 

Buah anggur dan delima mengandung antioksidan, yaitu sebuah zat yang berguna untuk mencegah kanker. 

Buah ara mengandung banyak mineral dan zat² yang berguna bagi tubuh, namun tidak mengandung lemak. 

Lembah Eskol adalah bukti dari tanah yang penuh dengan susu dan madunya. 

Kata "Eskol" secara literal artinya tandan, gerombolan, sekelompok. 

Ini menunjuk pada jumlah buah yang banyak. 

Seharusnya bangsa Israel percaya kepada janji Tuhan dan memegangnya, sehingga tidak mudah mengeluh kalau mereka menghadapi masalah di padang gurun.

Jadi, Lembah Eskol menjadi bukti bahwa janji Tuhan benar adanya. 


Ada banyak janji Tuhan di dalam Alkitab.

Itu artinya bahwa Tuhan tidak akan meninggalkan orang percaya dalam menjalani kehidupan ini dengan tidak pasti dan galau.

"Lembah Eskol-Lembah Eskol" kehidupan pun sering kali sudah Tuhan tunjukkan kepada kita. 

Mari jadilah peka dengan ditunjukkannya "Lembah Eskol" kehidupan oleh Tuhan.

Misalnya, ketika kita bisa bangun pagi dengan tubuh yang segar dan sehat, itulah "Lembah Eskol" kehidupan yang seharusnya meyakinkan kita bahwa pemeliharaan Tuhan sepanjang hari itu tersedia.  

Ketika kita bisa makan dan minum, itu juga merupakan tanda bahwa Tuhan tidak akan membiarkan kita kelaparan.

Dan, masih banyak contoh yang lain yang seharusnya menyadarkan kita bahwa Tuhan yang memanggil kita, Dia juga yang bertanggung jawab atas hidup kita. 

Yang penting di sini adalah kita peka akan perlindungan, penyertaan, dan pemeliharaan Tuhan, sehingga kita tidak menjadi stres menghadapi situasi saat ini.

Meyakini akan janji pemeliharaan Tuhan membuat kita tidak menjadi stress ketika mengalami masalah.

Wednesday, October 25, 2023

Berpegang Erat

 Wahyu 18 : 21 – 24 

Nats: Demikianlah Babel, kota besar itu, akan dilemparkan dengan keras ke bawah dan ia tidak akan ditemukan lagi.” (Ayat 21b)

Siapakah di antara kita yang menginginkan hidupnya dirundung oleh banyaknya permasalahan? Tentu tidak ada. Yang kita inginkan adalah hidup yang selalu penuh sukacita, berkat Tuhan yang melimpah, sehingga tidak ada lagi ratap tangis dan kesedihan dalam hidup kita ini. Tetapi nyatanya, tidak selalu hidup kita baik-baik saja, akan selalu ada permasalahan yang silih berganti, yang membuat kita terkadang merasa hidup ini terasa berat. Bahkan ketika permasalahan yang kita hadapi sangat menekan hidup kita, tidak jarang kita merasa menyerah untuk menjalani hidup ini. Padahal seringkali kita mendengar sebuah kalimat yang menyatakan bahwa: “Tuhan tidak akan memberi cobaan kepada umat-Nya melebihi kemampuan umat-Nya.” Tetapi terkadang ketika masalah itu ada dalam hidup kita, yang kita rasakan adalah kebimbangan, ketakutan, dan kekecewaaan. Sehingga muncul sebuah pertanyaan dalam diri, “Seberapa beratkah iman kita diuji? Mampukah kita tetap berpegang teguh kepada iman percaya kita kepada Tuhan, atau malah kita mengingkari iman kita?”

Kitab Wahyu menguraikan bagaimana akhir sejarah dunia, yang banyak menampilkan kejahatan. Orang-orang kudus, para rasul, dan para nabi serta seluruh surga diajak untuk bersukacita atas kejatuhan Babel, yang menjadi lambang sebuah kejahatan. Pada saat itu, Tuhan Allah akan bertindak sebagai Hakim yang adil. Tidak ada seorang pun yang akan luput dari penghakiman Allah yang adil (Ay. 23). Tetapi Ia  berdiri untuk membela orang-orang kudus, yakni mereka yang mengikut Yesus dan setia hingga akhir hidupnya. (Ay. 24).

Seberapa keras kehidupan yang saat ini kita jalani, mari kita senantiasa melakukan kebaikan dan kebenaran. Kita tetap mengikut Yesus serta berpegang teguh dalam iman percaya kita kepada Tuhan Allah. Kita meyakini bahwa Allah memberi kita jaminan dan topangan dalam menghadapi pergumulan dan tantangan kehidupan. Mari di bulan ekumene ini, kita bersama-sama dengan umat lainnya bersedia menghadirkan tanda-tanda Kerajaan Allah di muka bumi ini dengan tetap menunjukkan kesetiaan kita kepada Tuhan Allah Sang Penolong kita. Amin. [nda].

“Besarnya pergumulan hidup kita tidak sebanding dengan besarnya kuasa Allah.”

LEMBAH ESKOL Bil 13:17-24

Banyak orang yang menjadi stres oleh karena masalah yang mereka hadapi. Bahkan, orang percaya pun banyak yang menjadi galau, karena situasi ...