Wednesday, November 29, 2023

LEMBAH ESKOL Bil 13:17-24

Banyak orang yang menjadi stres oleh karena masalah yang mereka hadapi.

Bahkan, orang percaya pun banyak yang menjadi galau, karena situasi saat ini. 

Sayangnya, mereka menunjukkan sikap seperti orang yang belum percaya, yaitu tidak punya pengharapan.

Padahal, Tuhan berjanji untuk memelihara hidup orang percaya.

Dalam kehidupan bangsa Israel, kita melihat contoh tentang janji Tuhan. 

Ketika Tuhan menyuruh bangsa Israel keluar dari Mesir menuju Tanah Kanaan, maka Dia menjanjikan kepada bangsa Israel negeri yang penuh susu dan madunya. 

Untuk meyakinkan mereka, maka Tuhan melalui Musa menyuruh mereka mengintai Tanah Kanaan. 

Ada dua belas pengintai, masing² orang mewakili sukunya. 

Kisah yang akan kita pelajari saat ini merupakan bagian dari kisah pengintaian tersebut. Para pengintai sampai di suatu tempat, yakni Lembah Eskol. 

Apa yang dijanjikan Tuhan sebagian bisa dilihat di sana. 

Perhatikan yang dikatakan di dalam Bil 13:23, "Ketika mereka sampai ke lembah Eskol, dipotong merekalah di sana suatu cabang dengan setandan buah anggurnya, lalu berdualah mereka menggandarnya, juga mereka membawa beberapa buah delima dan buah ara." 

Di Lembah Eskol tumbuh subur pohon anggur, delima, dan ara. 

Ketiga jenis pohon itu menghasilkan buah yang sangat bergizi dan berguna bagi tubuh. 

Buah anggur dan delima mengandung antioksidan, yaitu sebuah zat yang berguna untuk mencegah kanker. 

Buah ara mengandung banyak mineral dan zat² yang berguna bagi tubuh, namun tidak mengandung lemak. 

Lembah Eskol adalah bukti dari tanah yang penuh dengan susu dan madunya. 

Kata "Eskol" secara literal artinya tandan, gerombolan, sekelompok. 

Ini menunjuk pada jumlah buah yang banyak. 

Seharusnya bangsa Israel percaya kepada janji Tuhan dan memegangnya, sehingga tidak mudah mengeluh kalau mereka menghadapi masalah di padang gurun.

Jadi, Lembah Eskol menjadi bukti bahwa janji Tuhan benar adanya. 


Ada banyak janji Tuhan di dalam Alkitab.

Itu artinya bahwa Tuhan tidak akan meninggalkan orang percaya dalam menjalani kehidupan ini dengan tidak pasti dan galau.

"Lembah Eskol-Lembah Eskol" kehidupan pun sering kali sudah Tuhan tunjukkan kepada kita. 

Mari jadilah peka dengan ditunjukkannya "Lembah Eskol" kehidupan oleh Tuhan.

Misalnya, ketika kita bisa bangun pagi dengan tubuh yang segar dan sehat, itulah "Lembah Eskol" kehidupan yang seharusnya meyakinkan kita bahwa pemeliharaan Tuhan sepanjang hari itu tersedia.  

Ketika kita bisa makan dan minum, itu juga merupakan tanda bahwa Tuhan tidak akan membiarkan kita kelaparan.

Dan, masih banyak contoh yang lain yang seharusnya menyadarkan kita bahwa Tuhan yang memanggil kita, Dia juga yang bertanggung jawab atas hidup kita. 

Yang penting di sini adalah kita peka akan perlindungan, penyertaan, dan pemeliharaan Tuhan, sehingga kita tidak menjadi stres menghadapi situasi saat ini.

Meyakini akan janji pemeliharaan Tuhan membuat kita tidak menjadi stress ketika mengalami masalah.

Wednesday, October 25, 2023

Berpegang Erat

 Wahyu 18 : 21 – 24 

Nats: Demikianlah Babel, kota besar itu, akan dilemparkan dengan keras ke bawah dan ia tidak akan ditemukan lagi.” (Ayat 21b)

Siapakah di antara kita yang menginginkan hidupnya dirundung oleh banyaknya permasalahan? Tentu tidak ada. Yang kita inginkan adalah hidup yang selalu penuh sukacita, berkat Tuhan yang melimpah, sehingga tidak ada lagi ratap tangis dan kesedihan dalam hidup kita ini. Tetapi nyatanya, tidak selalu hidup kita baik-baik saja, akan selalu ada permasalahan yang silih berganti, yang membuat kita terkadang merasa hidup ini terasa berat. Bahkan ketika permasalahan yang kita hadapi sangat menekan hidup kita, tidak jarang kita merasa menyerah untuk menjalani hidup ini. Padahal seringkali kita mendengar sebuah kalimat yang menyatakan bahwa: “Tuhan tidak akan memberi cobaan kepada umat-Nya melebihi kemampuan umat-Nya.” Tetapi terkadang ketika masalah itu ada dalam hidup kita, yang kita rasakan adalah kebimbangan, ketakutan, dan kekecewaaan. Sehingga muncul sebuah pertanyaan dalam diri, “Seberapa beratkah iman kita diuji? Mampukah kita tetap berpegang teguh kepada iman percaya kita kepada Tuhan, atau malah kita mengingkari iman kita?”

Kitab Wahyu menguraikan bagaimana akhir sejarah dunia, yang banyak menampilkan kejahatan. Orang-orang kudus, para rasul, dan para nabi serta seluruh surga diajak untuk bersukacita atas kejatuhan Babel, yang menjadi lambang sebuah kejahatan. Pada saat itu, Tuhan Allah akan bertindak sebagai Hakim yang adil. Tidak ada seorang pun yang akan luput dari penghakiman Allah yang adil (Ay. 23). Tetapi Ia  berdiri untuk membela orang-orang kudus, yakni mereka yang mengikut Yesus dan setia hingga akhir hidupnya. (Ay. 24).

Seberapa keras kehidupan yang saat ini kita jalani, mari kita senantiasa melakukan kebaikan dan kebenaran. Kita tetap mengikut Yesus serta berpegang teguh dalam iman percaya kita kepada Tuhan Allah. Kita meyakini bahwa Allah memberi kita jaminan dan topangan dalam menghadapi pergumulan dan tantangan kehidupan. Mari di bulan ekumene ini, kita bersama-sama dengan umat lainnya bersedia menghadirkan tanda-tanda Kerajaan Allah di muka bumi ini dengan tetap menunjukkan kesetiaan kita kepada Tuhan Allah Sang Penolong kita. Amin. [nda].

“Besarnya pergumulan hidup kita tidak sebanding dengan besarnya kuasa Allah.”

Saturday, March 9, 2019

DIPERCAYA TUHAN: Harus Menjadi Teladan


Baca: Kolose 1:24-29

“Aku telah menjadi pelayan jemaat itu sesuai dengan tugas yang dipercayakan Allah kepadaku untuk meneruskan firmanNya dengan sepenuhnya kepada kamu,” Kolose 1:25

Setiap perintah atau tugas yang kita terima pasti dapat kita kerjakan karena di dalam kita ada kuasa yang terbatas yaitu kuasa Roh Kudus. Intim dengan Tuhan adalah kunci untuk hidup kudus. Pemazmur berkata, “Tuhan bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjianNya diberitahukanNya kepada mereka.” (Mazmur 25:14).

Di zaman Perjanjian Lama Tuhan menyatakan kehendakNya kepada orang yang Ia percayai yaitu para nabiNya. Nabi adalah orang yang dipakai Tuhan menyampaikan isi hatiNya. Mengapa seorang nabi bisa dipercaya sebagai ‘penyambung lidah’ Tuhan? Karena mereka senantiasa menjaga hubungan yang karib dengan Tuhan, sehingga mereka sangat peka akan suaraNya. Ketika kita mendisiplinkan diri membangun keintiman dengan Tuhan kita sedang melatih kepekaan mendengarkan suaraNya. Melalui Roh Kudus Ia mengingatkan, menegur dan mengarahkan kita ketika jalan kita mulai serong.

Tuhan mempercayakan sesuatu kepada orang yang aktif, tekun dan setia, bukan kepada yang pasif dan bermalas-malasan. Untuk menjadi orang kepercayaan Tuhan ada harga yang harus kita bayar! Rasul Paulus berkata, “...aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.” (1 Korintus 9:27). Paulus melatih dan mendisiplinkan hidupnya agar ia bisa menjadi teladan bagi orang lain, sama seperti seorang atlit yang tiada hari tanpa berlatih dan bekerja keras. Practice makes perfect! Tanpa mau berjerih lelah mustahil kita memperoleh hasil maksimal.

Bagaimana Tuhan akan mempercayakan sesuatu pada kita, bila kita malas membaca, merenungkan dan mempraktekkan firmanNya, malas terlibat pelayanan dan tidak mau mengembangkan talenta yang ada? Ingat, setiap talenta yang ada di dalam diri orang percaya harus dikembangkan, bila tidak, ada konsekuensi yang harus kita tanggung (baca Matius 25:26-30). Jadi kita harus berani menolak semua jenis kopromi terhadap dosa supaya hidup kita bisa menjadi teladan.

Semakin hidup kita menjadi teladan, semakin besar pula kepercayaan yang Tuhan berikan kepada kita.

Wednesday, September 21, 2016

TRITUNGGAL

Penjelasan Singkat Tritunggal
Salah satu hal yang paling sulit dimengerti dalam iman kekristenan adalah mengenai istilah Tritunggal Maha Kudus. Tritunggal sebenarnya adalah istilah untuk menyebutkan “Allah itu satu tetapi mempunyai tiga Pribadi”. Kenapa istilah Tritunggal ini menjadi sangat sulit dipahami oleh manusia? Karena manusia tidak bisa dengan sempurna memahami Allah yang begitu besar dan begitu sempurna. Namun itu tidak berarti kita tidak bisa memahaminya sama sekali. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini saya akan mencoba secara singkat (diulang, secara singkat) menerangkan apa itu Allah Tritunggal.
Allah itu esa
Pertama yang harus diketahui adalah bahwa Allah itu esa (Ul 6:4, Mal 2:15, Mrk 12:29, Yoh 5:44, 1 Kor 8:4, 1 Tim 1:17, 1 Tim 2:5).
Ulangan 6:4, Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!
Maleakhi 2:15, Bukankah Allah yang Esa menjadikan mereka daging dan roh? Dan apakah yang dikehendaki kesatuan itu? Keturunan ilahi! Jadi jagalah dirimu! Dan janganlah orang tidak setia terhadap isteri dari masa mudanya.
Markus 12:29, Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.
Yohanes 5:44, Bagaimanakah kamu dapat percaya, kamu yang menerima hormat seorang dari yang lain dan yang tidak mencari hormat yang datang dari Allah yang Esa?
1 Korintus 8:4, Tentang hal makan daging persembahan berhala kita tahu: "tidak ada berhala di dunia dan tidak ada Allah lain dari pada Allah yang esa."
1 Timotius 1:17, Hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya bagi Raja segala zaman, Allah yang kekal, yang tak nampak, yang esa! Amin.
1 Timotius 2:5, Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus,
Ayat - ayat tadi baru beberapa ayat yang memberi tahu Allah itu satu secara tersurat, belum lagi yang mengungkapkan secara tersirat, akan tidak terhitung berapa jumlahnya. Begitu banyak ayat yang berkata bahwa Allah itu esa (satu) dan memang Allah itu satu dan tidak diragukan lagi kalau Allah itu satu. Namun jika dilihat dari bahasa aslinya, bahasa Ibrani, kata Allah menggunakan kata Elohim (jamak), bagaimana mungkin Allah yang satu menggunakan kata jamak ini? Jawabannya dapat ditemukan di awal artikel ini, karena Allah mempunyai tiga pribadi, yaitu Bapa, Yesus Kristus (Anak), dan Roh Kudus. Tidak, Bapa, Yesus, dan Roh Kudus bukan tiga, semuanya adalah satu kesatuan Allah. Ketiganya adalah kekal, tidak ada yang menciptakan, sudah ada sejak semula, bahkan sebelum semuanya jadi.
Bapa adalah Allah, Yesus Kristus adalah Allah, Roh Kudus adalah Allah
1 Kor 8:6, namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup.
Secara singkat, Bapa adalah sumber dari segala sumber dan kepada Bapa saja kita hidup. Hanya oleh Tuhan Yesus Kristus saja segala sesuatu jadi dan hanya melalui Yesus Kristus sajalah kita dapat menuju Bapa. Yesus Kristus adalah Firman yang hidup. Pada saat penciptaan, Allah Bapa berfirman dan segala sesuatunya jadi. Yesuslah Firman yang telah menjadi manusia.
Yohanes 1:1, Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Yohanes 1:14, Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
Yesus adalah Anak Allah yang hidup. Penjelasan mengapa Yesus Kristus disebut sebagai Allah secara rinci akan dijelaskan pada artikel berikutnya. Yesus juga menegaskan bahwa Dia dan Bapa adalah satu.
Yohanes 10:30, Aku dan Bapa adalah satu.
Jelas Yesus mengatakan bahwa diri-Nya dan Allah bapa adalah satu kesatuan yang utuh, tidak dapat dipisahkan. Roh Kudus juga adalah Allah, Roh Kudus mempunyai sifat – sifat yang sama dengan sifat yang dimiliki oleh Allah. Roh Kudus bukanlah seperti kuasa mistis, Roh Kudus juga merupakan satu pribadi Allah. Kisah Para Rasul 5:3-4 mengatakan bahwa saat kita mendustai Roh Kudus, itu sama saja kita mendustai Allah. Penjelasan mengenai Roh Kudus ini juga tidak akan dibahas secara rinci di sini.
Kenapa bisa disebut satu?
Mungkin inilah bagian terpenting dari apa yang sedang kita bahas, bagaimana mungkin tiga pribadi, Bapa, Anak, dan Roh Kudus bisa disebut satu? Manusia sering kali menggambarkannya dengan beberapa perumpamaan. Perumpamaan yang paling sering kita dengar adalah bagaimana seseorang pada di saat di rumah adalah anak, pada saat di sekolah adalah murid, pada saat di lingkungan adalah teman, walaupun terlihat tiga, tetapi seseorang ini sebenarnya adalah satu. Pada dasarnya anak itu adalah satu, hanya mempunyai tiga fungsi. Bapa, Anak, dan Roh Kudus selain memiliki fungsi yang berbeda, juga merupakan pribadi yang berbeda, jadi menurut saya perumpamaan tadi kurang pas untuk menjelaskan Allah Tritunggal. Perumpamaan lain adalah bagaimana manusia terdiri dari tubuh, jiwa, dan roh, namun tetap satu. Perumpamaan ini juga kurang pas menurut saya karena tubuh, jiwa, dan roh merupakan bagian dari manusia, jika hanya tubuh saja atau jiwa saja atau roh saja, maka bukanlah manusia itu sendiri. Lalu perumpamaan apa yang cocok untuk menggambarkan ini semua? Sampai saat ini pun saya belum bisa menemukan perumpamaan apa yang cocok dengan sifat Allah ini, tetapi bukan tidak mungkin kita mengetahui bagaimana kesatuan Allah dapat terjadi.
Yohanes 17:22, Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu:
Ini merupakan kutipan dari doa Yesus untuk murid – murid-Nya (termasuk kita yang percaya pada Yesus). Yesus mengatakan bahwa Yesus memberikan kemuliaan kepada kita, kemuliaan yang diberikan Bapa kepada Yesus, kemuliaan ini membuat kita menjadi satu, menjadi satu di sini seperti Bapa dan Yesus adalah satu. Jadi apa kemuliaan yang diberikan itu? Kemuliaan itu adalah kemampuan untuk menjadi satu, sama seperti Bapa dan Yesus adalah satu. Jadi Bapa dan Yesus adalah satu karena mempunyai kemuliaan ini. Kemuliaan itu apa sih sebenarnya?
Yohanes 17:23, Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku.
Ya, jawabannya ada di ayat ini, apa yang Bapa berikan kepada Yesus, dan Yesus berikan kepada kita adalah kasih. Kemuliaan tersebut ternyata adalah Kasih dari Bapa. Kasih dari Bapa ini lah yang mempersatukan. Tentu ini bukanlah kasih sembarangan, kasih yang dimaksudkan adalah kasih agape, kasih tanpa syarat yang mau berkorban, kasih yang sempurna yang hanya dimiliki oleh Allah. Jadi jawaban dapat disimpulkan bahwa Bapa, Anak, dan Roh Kudus adalah kasih itu sendiri, kasih agape lah yang mempersatukan Bapa, Anak, dan Roh Kudus, mereka bukanlah tiga, tapi satu kesatuan yang tidak dapat dilepas. Dalam 1 Yohanes 4:7-21 merupakan satu perikop yang menjelaskan bahwa “Allah adalah kasih”.
1 Yohanes 4:8, Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.
1 Yohanes 4:10, Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.
Kasih itu berasal dari Allah dan sudah ada pada mulanya karena Allah adalah kasih. Bapa, Anak, dan Roh Kudus adalah satu dalam satu kesatuan kasih yang tidak dapat dipisahkan.
Melihat dari penjelasan di atas, sebenarnya jika kasih Allah benar – benar ada di dalam kita, kita juga bisa bersatu dan tidak terpecah, namun ternyata selama kita ada di dunia, godaan dunia membuat kita tidak dapat melakukan kasih yang sempurna yang dari Bapa itu, kasih yang mempersatukan. Oleh karena itu, marilah kita belajar untuk saling mengasihi seperti Allah mengasihi agar kita dapat menjadi satu di dalam Kristus.
Penjelasan saya di atas mungkin saja salah, karena saya bukan Allah dan tidak pernah menjadi Allah. Dengan otak kita yang sedemikian terbatas, kita tidak mungkin dapat memahami Allah yang begitu besar. Allah juga tidak dapat dianalogikan dengan apapun yang ada di dunia ini karena Allah bukan berasal dari dunia, Allah sudah ada sejak semula sebelum semuanya ada. Walaupun tidak dapat dijelaskan secara tepat, kita tidak perlu malu dengan konsep Tritunggal ini, karena memang Allah adalah maha segalanya, dan sekali lagi tidak mungkin manusia yang terbatas dapat secara tepat memahami Allah Tritunggal

Saturday, January 16, 2016

BAHAGIANYA ORANG YANG HIDUP MENURUT TAURAT TUHAN



BAHAGIANYA ORANG YANG HIDUP MENURUT TAURAT TUHAN
MAZMUR 119 : 1 – 8

Ketika kita memasuki pernikahan kudus, banyak orang yang memberikan ucapan “Selamat berbahagia”, sebagai tanda doa, harapan atas sebuah pencapaian untuk memasuki kehidupan yang baru.
Kebahagiaan manusia menurut Mazmur 32:1-2 adalah sbb:
·         Orang yang diampuni kesalahannya
·         Dosanya ditutupi
·         Kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan
·         Tidak berjiwa penipu.
Untuk mendapatkan hal-hal tersebut diatas, manusia harus bisa berbalik dari setiap jalannya dan hidup menurut Taurat Tuhan. Taurat Tuhan adalah peraturan-peraturan/rambu-rambu jalan hidup yang diberikan oleh Tuhan untuk manusia, setiap orang yang mengikutinya, maka perjalanan hidupnya akan berjalan dengan baik tapi setiap orang yang menyimpang akan mengalami banyak kesukaran karena kesalahannya sendiri.
Dalam Mazmur 119 ini, kembali ditegaskan tentang sumber kebahagiaan manusia. Sumber kebahagiaan manusia adalah sebagai berikut:
Ayat 1
1.      Hidupnya tidak bercelah (Contoh: Nuh).
hidup tidak bercelah artinya tidak memberi celah atau kesempatan untuk dosa masuk dan menguasai hidupnya, tapi setiap kekurannya dan kekurangan orang lain selalu ditutupi dengan kasih.
2.      Hidup menurut taurat Tuhan.
 melakukan apa yang diperitahkan oleh Tuhan dan menjauhi setiap larangan Tuhan.
Ayat 2
1.      Hidup memegang perintah-perintah-Nya.
hidup memegang perintah Tuhan artinya tunduk dan taat akan setiap firman Allah dan melakukan kebenaran firman Tuhan sehari-harinya.
2.      Mencari Tuhan dengan segenap hati.
Mencari Tuhan dengan segenap hati artinya dalam setiap keadaan, dalam situasi apapun tetap dirinya akan mengutamakan Tuhan, untuk mengambil semua keputusan tetap mencari hikmat Allah, beribadah dengan sungguh-sungguh, dll.
Ayat 3
1.      Tidak melakukan kejahatan.
Kejahatan=menguntungkan diri sendiri dan merugikan orang lain.
apapun yang dilakukan tidak semata-mata untuk menyenangkan diri sendiri tapi juga memperhatikan orang lain.
2.      Hidup menurut jalan yang ditunjukkan.
Tidak melakukan segala sesuatu atas kemauan sendiri, tapi semua kembali melakukan segala sesuatunya sesuai firman Allah.

Ayat 4 – 8:
Merupakan janji-janji Allah kepada setiap orang yang hidup menurut Taurat-Nya.
Allah tetap memperhatikan setiap umat-nya yang hidup menurut taurat-Nya, mata Tuhan akan selalu tertuju kepada setiap orang yang melakukan firman-Nya, Ia tidak akan meninggalkan mereka.
Menjadi sebuah pertanyaan, sudahkah kita merasa bahagia saat ini ataukah kita sering dilanda galau, pikiran yang tak tenang, gelisah, kecewa, sakit hati, ataupun kita banyak mengalami kesukaran karena kesalahan kita sendiri? Kalau kita belum bisa merasakan kebahagiaan saat ini, marilah kita introspeksi diri, sudahkah kita hidup sesuai taurat Tuhan? Bila kita belum sepenuhnya hidup dalam taurat Tuhan, jangan menyalahkan siapapun atas keadaan kita, tapi marilah kita berbenah diri dan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan dan hidup dalam kebenaran-Nya, percayalah dalam keadaan apapun, kita tidak akan kekurangan sukacita dan kebahagiaan karena Tuhan melimpahi kita dengan kebahgiaan yang sumbernya berasal dari Bapa kita yaitu Yesus Kristus dan Roh Kudus-Nya.

TUHAN MEMBERKATI DAN MELIMPAHI KITA DENGAN KEBAHAGIAAN DALAM KASIH KARUNIANYA.

Sunday, January 10, 2016



HIDUP ITU BERAT
Ayub 7 : 1 – 4

Tuhan tidak pernah menjanjikan kehidupan manusia selalu indah dan dipenuhi oleh bunga-bunga yang indah, tapi adakalanya harus melewati kerikil dan batu yang tajam dan Tuhan akan selalu memberi kekuatan bagi orang yang mencariNya. Manusia harus bergumul dan berusaha karena kehidupan tidaklah gampang, oleh karena itu dari sekarang harus mempersiapkan diri dengan baik dan benar. Ketika kita sudah mengetahui firman Allah, maka ada penyaring dalam menghadapi masa-masa yang sulit tersebut, ada jalan untuk tetap bertahan dalam masa tersebut.
Kisah seorang Ayub adalah sebuah gambaran roda kehidupan yang terus berputar, ada perubahan yang terjadi dari masa ke masa. Ayub melewati masa-masa yang tersulit dalam hidupnya yang diizinkan oleh Tuhan, semua anak-anaknya mati dalam sekejap, harta bendanya habis ludes dalam sekejap, bahkan istrinya sebagai orang yang paling dekat dengan dia, berputus asa melihat keadaan Ayub yang sangat menderita, oleh karena itu ia menyuruh Ayub mengutuki Tuhan setelah itu ia mati. Ayub sudah sangat menderita secara fisik, juga harus menanggung beban moril, bagaimana seorang yang sangat kaya raya, harus tidur dalam abu sambil menggaruk badannya yang gatal dengan beling, bagaimana pandangan orang luar tentang kehidupan Ayub, bisalah dibayangkan mereka akan berkata dan menuduh Ayub telah berbuat dosa kepada Allah, itulah sebabnya Allah menghukumnya, dan hal itu jugalah yang dipikirkan oleh sahabat-sahabat Ayub. Bila dibandingkan dengan keadaan Ayub dalam kitab Ayub 1:1-5, sangat bertolak belakang keadaan yang dia alami saat itu, seorang yang sangat kaya raya, biasa dilayani dan hidup dalam berbagai kelimpahan, semua telah tiada dan orang lainpun menjauhinya tidak mudah untuk menerima, menjalani penderitaan yang dia alami, tapi dari semua penderitaan itu, tidak sekalipun lewat perkataan dan perbuatannya berdosa ia kepada Allah. Sangat luar biasa!!
Ada 4 hal, yang dimiliki oleh Ayub dan hal inilah yang membuat dia kuat dalam menghadapi penderitaan (Ayub 1:1) yaitu:

  • ·         Saleh,
  • ·         Jujur
  • ·         Takut akan Allah
  • ·         Menjauhi kejahatan.

Dari sifat dan sikap inilah, Ayub tetap bertahan dan melewati masa tersulit dalam hidupnya, dan Tuhan memperhitungkan semuanya, sehingga dalam kitab Ayub 42: 10-15, 1 Samuel 2:7-8 Tuhan memulihkan keadaan Ayub setelah melewati proses yang panjang, tapi dari hasil kesetiaannya, Tuhan mengembalikan 2 kali lipat segala yang dipunyai sebelumnya. dicatat dalam kitab ini bahwa tidak ada yang dapat membandingi, menyamai kecantikan anak-anaknya dan juga segala milik kekayaannya, dan ia menjadi orang terkaya pada waktu itu serta Tuhan masih menambahkan umurnya 140 thn, dibalik penderitaan Tuhan siapkan kemuliaan yang luar biasa.
Sebuah pembelajaran bagi kita umat Tuhan, bahwa ketika Tuhan mengizinkan kita mengalami penderitaan hadapilah semuanya dengan tetap mengucap syukur dan jangan meninggalkan Tuhan karena dibalik penderitaan itu ada rencana Tuhan dan ada berkat yang Tuhan siapkan. Tuhan memberkati, memampukan kita dalam menghadapi hidup ini dan kiranya Tuhan memulihkan keadaan kita. Amin

LEMBAH ESKOL Bil 13:17-24

Banyak orang yang menjadi stres oleh karena masalah yang mereka hadapi. Bahkan, orang percaya pun banyak yang menjadi galau, karena situasi ...